Rabu, 14 April 2010

APAKAH KEADAAN SEKARANG INI AKIBAT KEBOHONGAN...???

Bismillah Alhamdulillah Wa Sholalloh 'ala Muhammad.

Memprihatinkan. Sungguh memprihatinkan. Dan sangat memprihatinkan. Itu jika kita sering nonton tv. Kalo sibuk bekerja ga sempat dengar berita yang gak tahulah....

Kebobrokan moral anak bangsa ini makin hari makin parah. Yang pejabat sibuk memoles diri, yang aparat sibuk mengembalikan citra, yang gak kebagian sibuk berteriak, yang jelata sibuk berkelahi, yang gila uang menghalalkan segala cara. Luar biasa dunia ini.

Cobalah kita rehat sejenak siapakan orang yang paling jujur di Indonesia ini......? Pejabatkah....Aparatkah.....Rakyatkah.....atau hanya cerita belaka. Kejujuran dan ketaqwaan kian hari kian melemah.

Masihkan kita termasuk orang yang pernah jujur minimal pada diri sendiri......?

Saya memohon kepada Allah untuk selalu menjaga hati kita tetap pada jalan yang diridloi. Jalan yang diridloi pastilah jauh dari kebohongan.

Apakah kemarin aku berbohong pada diriku sendiri......?

Jumat, 02 April 2010

Jujurlah Kepada Siapapun

Bismillahirahmanirrahiim.

Jangan Pernah Berbohong, itulah pesan yang pernah saya terima dari seseorang dimasa kecilku dulu. Nampaknya tiga kata yang terangkai itu sangat ampuh untuk mengendalikan segala aktifitas dalam kehidupanku selanjutnya. Dari pesan yang singkat itu terkandung makna dan spirit yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dulu kata kata itu hanya sekilas terdengar ditelinga dan sepertinya tak mengandung makna yang dahsyat. Mengapa saya sebut "dahsyat"......? ternyata tidak berbohong atau kebalikan katanya adalah jujur itu merupakan etika yang paling dasar. Semua perbuatan yang kita kerjakan harus didasari kejujuran. Biarpun kata sebagian orang yang -maaf- "pesimistis" jujur ajur ( kejujuran akan menghancurkan). Mungkin itu terlontar karena masa yang dialami oleh orang tersebut hampir tak pernah ditemukan kejujuran disekitar lingkungan masyarakatnya. Sehingga kesimpulan bahwa "jujur ajur" itu begitu melekat dalam benaknya.

Jika kita melihat peristiwa akhir akhir ini, nampaknya hampir benar ungkapan diatas. Karena telinga dan mata kita selalu disuguhi kemunafikan dan kebohongan yang meraja lela dimasyarakat. Dan anehnya kebohongan yang sering mendapat dukungan dan kemenangan di mata masyarakat yang awam, karena pandainya memoles kebohongan itu nampak sebuah kebenaran.

Kalau kita senantiasa mengikuti berita melalui berbagai media masa, sajian yang kita santap hanya berita tentang kebohongan, rekayasa, manipulasi dan sebagainya. Sehingga nampak seolah olah realita sosial sekarang ini penung dengan kebohongan. Namun demikian kita sebatas melihat dan membaca dari kejahuan yang - dengan keadaan seperti ini- mustahil bagi kita untuk tahu yang sebenarnya. Sebaiknya kita ber-positif thinking atau yang sering disebut dengan bahasa lain adalah praduga tak bersalah. Toh demikian karena terlalu banyaknya peristiwa yang hampir sama selalu terjadi berulang ulang dengan wajah yang berbeda beda tetapi hakekatnya sama, membuat kita menjadi cepat membuat kesimpulan.

Saya punya uneg uneg yang sebenarnya sudah sejak jaman nenek moyang kita sudah dilontarkan. Yaitu "JANGAN PERNAH BERBOHONG" Mari kita resapi tiga kata ini agar kita selamat setiap harinya. Apakah kita memang benar benar menjadi orang yang paling jujur minimal terhadap diri kita sendiri, terhadap keluarga kita, terhadap masyarakat bahkan kepada negara kita. Saya punya keyakinan bahwa kebohongan walau sekecil apapun akan membuat hati kita tidak tenang. Merasa ada yang mengawasi takut ketahuan dan lain sebagainya.

Kalau kita berkaca dengan agama, sebenarnya perilaku kita senantiasa dicatat oleh kedua makluk Alloh yang menyertai kita kemanapun pergi. Siapa mereka .....? mereka adalah Malaikat Roqib dan 'Atit. "Ma yalfizhu min qaulin illa ladzaihi Roqiibun 'Atiidun" ( tidak suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan yang ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir) --QS : QAAF : 18 --

Kalau kita berkaca pada budaya jawa ada ungkapan yang berbunyi kurang lebih begini, " BECIK KETITIK ALA KETARA -- dibaca becik ketitik olo ketoro-- yang maksudnya kurang lebih begini ; semua perbuatan manusia itu baik atau buruk pasti ada bekasnya. "becik" adalah perbuatan baik, terpuji, mulia tidak melanggar norma, sedangkan "ala" (olo) adalah perbuatan jelek yang menimbulkan cacian dan makian dari masyarakat.
Ada lagi pepatah jawa mengatakan, "WONG KI SING DI ANUT LAMBENE" -- orang itu yang dipegang adalah ucapannya. Jika ucapan seseorang itu sesuai dengan apa yang dikerjakan itu artinya jujur, namun jika kebalikannya maka disebut bohong. Kalau orang sudah pernah berbohong maka masyarakat akan memberi label sebagai "pembohong" dan label ini akan melekat selama lamanya.

Jujur atau tidak berbohong bisa di implementasikan ke berbagai segi kehidupan kita. Sehingga akan menjadi cermin jiwa kita dimanapun kita berada. Jagalah kejujuran senantiasa menjadi pakaian kita, hindarilah berbohong walau sekecil apapun. Resapilah tiga kata tersebut agar menjadi orang yang berguna dan bermartabat dihadapan manusia maupun kelak di depan sang Pencipta.